Gambar sedikit dimodifikasi (anak panah), linkaran filosofis dari sumber: Sumber: https://commons.wikimedia.org/wiki/File:Philosophy_Venn_Diagrams_Png_version.png
Pengertian Filsafat Ilmu Kita mulai dengan kata filsafat. ◦ Untuk mengerti secara baik apa itu filsafat maka alangkah baiknya kita memahaminya berdasarkan gaya mengajar Sokrates. Sokrates memakai gaya mengajar tanya-jawab. ◦ Sokrates: “Apakah yang dimaksud dengan serangga (insect) itu? ◦ Murid: “Serangga ialah binatang kecil bersayap.” (Murid yakin bahwa jawabannya itu benar) Sokrates: Kalau begitu, tentu ayampun boleh kita namai serangga.” Murid: Ayam bukan demikian kecilnya hingga dapat dinamai serangga. Ayam itu amat besar kalau dibandingkan dengan serangga.” Sokrates: “Jadinya: Serangga ialah binatang yang amat kecil, mempunyai sayap.” Murid: “Betul!” Kalau demikian, burung pipit dapat dinamai serangga, sebab dia demikian kecilnya. Murid: “Tidak! Burung sekali-kali tidak dapat dinamai serangga, sebab dia demikian kecilnya.” Sokrates: Jadinya: Serangga ialah binatang yang amat kecil, dia bersayap, tetapi bukan dari jenis burung.” Murid: “Betul!”
Percakapan di atas menolong kita memahami apa itu filsafat. Filsafat tidak lain adalah berpikir radikal menemukan kebenaran. Ada kebenaran proses dan kebenaran langsung. Kebenaran langsung seperti:
Kebenaran langsung adalah pernyataan-pernyataan yang benar yang terjadi tanpa melalui proses berpikir. Artinya adanya ke-benar-an dalam pernyataan tersebut bukan melalui proses berpikir dari yang mengeluarkan atau menuangkan pernyataan tersebut tetapi kebenaran itu langsung dari Tuhan. Kebenaran yang dimaksudkan disini adalah firman Tuhan (Alkitab) atau ke-benar-an Alkitab. Dengan kata lain Alkitab adalah kebenaran langsung dan yang ada bukan melalui riset dengan memakai berbagai metode dan hipotesis untuk mendapatkan pernyataan dari Allah tetapi pernyataan itu diwahyukan Tuhan kepada manusia Misalnya “Allah berfirman maka jadilalah langit dan bumi … “ kebenaran pernyataan ini tidaklah melalui proses berpikir yang panjang dalam waktu yang relative panjang sebagaimana yang terjadi dalam disiplin ilmu pengetahuan dan filsafat untuk menemukan kebenaran suatu pernyataan. Dengan kata lain kebenaran pernyataan : Allah berfirman maka “jadilah langit dan bumi”. Kalimat ini saya pikir tidak muncul karena Musa telah berpikir dalam waktu yang relative lama untuk menemukan kata “berfirmanlah Tuhan”
Adanya pernyataan-pernyataan firman Tuhan dalam Alkitab bukan melalui proses berpikir yang panjang. Jika dikatakan demikian maka bagian ini hendaknya tidak dapat dipahami bahwa ketika para penulis Alkitab mendapat Wahyu kemudian menulisnya tidak menggunakan pikiran, mereka tetap menggunakan pikiran tetapi yang dimaksudkan disini adalah pada waktu Tuhan memberi wahyu dan wahyu itu disampaikan dalam kata-kata penulis Alkitab itu tidak terjadi melalui proses berpikir yang panjang atau melalui penelitian sebagaimana yang dilakukan dalam penelitian ilmiah untuk mendapatkan sebuah pernyataan teori yang di dalamnya mengandung kebenaran.
Tuesday, July 5, 2016
Subscribe to:
Post Comments (Atom)
No comments:
Post a Comment